Saya mau cerita nih. Ceritanya agak horor sebenarnya. Jadi teman saya ini bercerita kalau dia pernah melihat petugas penjaga kamar kecil yang nyaman nyaman saja makan dan minum di dekat kamar mandi tersebut. Padahal teman saya ini dari jarak 2 meter saja sudah bisa mengedus bau bau yang kurang sedap? Kenapa ya?
Kejadian ini juga saya alami belakangan ini. Di rumah tetangga depan rumah, ada seekor anjing yang suka sekali menggonggong.
Di situasi WFH seperti ini, tentunya banyak aktifitas kegiatan video conference alias rapat online yang pastinya menggunakan suara dan video.
Celakanya, saat saya sedang video conference, anjing di depan rumah sedang menyalak. Menggonggong dengan keras, dan masuk ke mic saat meeting online. Sampai sampai beberapa kolega saya menanyakan, punya anjing di rumah? Saking keras suaranya.
Awalnya saya cukup terganggu dengan suara anjing ini.
Namun ada keanehan yang terjadi belakangan hari ini.
Tiba tiba saya seperti tidak mendengar gonggongan suara anjing ini, kalau saja teman rapat saya tidak mengingatkannya. "Itu, suara anjingnya gede banget".
Saya terkaget kaget sebenarnya. Karena saat meeting tadi dengan suara anjing yang menggongong sedemikian keras, saya dalam posisi tidak mendengar sama sekali.
Totally, saya fokus sama materi meetingnya sampai telinga saya mengabaikan suara anjing tadi.
Kita menjadi abai karena kita beradaptasi dengan lingkungan baru.
Lain lagi saat saya masuk ke sebuah ruangan kantor yang sudah lama tidak ditempati karena karyawannya banyak yang WFH. Saat memakai masker, saya tidak merasakan sesuatu yang berbeda.
Namun saat suatu kesempatan saya hendak minum di ruangan tersebut, dan membuka masker. Wuzz, udara lembab nan tidak nyaman di hidung menghampiri. Wow, baunya!
Kita dengan gaya hidup baru dengan masker kemana-mana, kita tidak bisa mengenali hal biasa kita kenali.
Nah, dalam pekerjaan bisa jadi kita menjadi "terbiasa" dengan situasi yang dianggap nyaman.
Seperti waktu terus saja berlalu tanpa target yang jelas. Biasa. Padahal itu sesuatu yang tidak biasa. Masak bekerja tidak ada progress.
Ada lagi sesuatu yang serba dipangkas. Karena kita terlalu dekat dengan produk yang kita kelola misalkan. Kita bisa memotong sebuah proses yang menurut kita sudah normal.
Misalkan kita tidak memberitahu status pesanan pelanggan. Kita tidak memberitahu manfaat dan cara pakai produk kita. Kita tidak mengucapkan terima kasih atas pembelian.
Kita seakan lupvea, bahwa penggunaan produk kita ya normal normal saja. Buka web, beli, bayar. Padahal tidak semua customer kita sudah semahir apa yang ada dalam pikiran kita.
Kita melakukan generalisasi terhadap semua pelanggan kita. Ah, meraka kan tahu. Ah, meraka kan maklum. Ah, mereka kan mengerti. Semua generalisasi ditimpakan ke pelanggan kita.