Ketika Menanam Cabai Tak Lagi Jadi Obsesi - Judul yang Aneh

Begini ceritanya atau ceritanya begini. Ini tentang tumbuhan cabai. Suatu saat karena melihat potensi cabai yang kadang harganya luar biasa dan pasarnya besar banget. Saya sangat ingin banget bisa menanam cabai sendiri dari biji. Apalagi lihat cabai yang warna warni dalam satu pohon.

Persiapan sudah. Google beli bibit di tokopedia. Beli media tanam juga sudah. Nonton video di youtube sudah. Artinya tahapan tahu - faham sudah. Sekarang mampukah saya dengan segala teori dan resource yang ada bisa menumbuhkan benih cabai tadi menjadi sebuah tanaman.

Saya mulai semua.  Praktek - Lakukan!

Bibit direndam. Taruh di kapas. Gagal!

Bibit ditaruh di kapas basah. Gagal!

Bibit ditaruh di sekam. Gagal!

Bibit ditaruh di sekam dan cocopeat bakar. Gagal!

Akhirnya bisa juga. 

Tumbuh keluar akar.

Cuman beberapa hari, hitam mengering. Gagal!

Coba lagi, coba lagi, coba lagi.

Masih gagal. Sampai sampai jadi obesesi - pokoknya one day, saya harus bisa menumbuhkan benih cabai ini.

Sampai sampai saya pesan tidak lagi, benih. Langsung tanaman cabai yang ukuran 5-10cm. 

Lagi lagi, kering, dan mati.

Sampai akhirnya, memutuskan berhenti. Stop.

Sambil tarik nafas panjang. Hampir saja melabelkan diri - nggak bakat jadi petani cabai.

Setahun, Dua tahun berlalu.

Obesesi kembali lagi.

Saya mau bisa menanam cabai dari benih.

Kali ini, sebenarnya ditriger oleh sebuah video dimana petani aslinya (ahli tanam), koq simple banget.

Sebar di tanah yang sudah dipersiapkan. Tunggu beberapa lama dan benih tumbuh, dipisah dan menjadi tanaman cabai yang tumbuh luar biasa satu ladang.

Satu yang saya dapat saat itu adalah kadang kita sebagai manusia terlalu buanyak teori A B C D, satu paradigma yang perlu diperhatikan kalau manusia hanya berusaha, Allah SWT yang menentukan.

Kali ini mental model saya berubah.

Dari saya yang merasa menumbuhkan tanaman cabai - menjadi - saya hanya berusaha menanam, dan Sang Maha Pencipta yang akan menumbuhkan.

Dimulai dengan cara simple dan mindset simple.

Siapkan benih, siapkan media, sebar dan biarkan tumbuh dengan menjaga kelembaban nya.

Bismillah.

Dan apa yang diharapkan, akhirnya tumbuh.

Tanaman pertama, tumbuh. 

Dulangi lagi, tumbuh.

Diulangi beberapa kali, tumbuh.

Dan akhirnya cabai tidak lagi menjadi obsesi.

Kadang kita harus meletakan semua pada dasarnya. Pada akhirnya ada sebuah Kekuasaan yang Maha Besar untuk mengatur semuanya. pertama.

Kedua kewajiban kita berusaha semaksimal mungkin, terus terus dijaga semangat dari diri untuk mencapai apa yang ingin diraih. Kadang kita perlu jeda untuk membiarkan pikiran kita terbuka dengan cara cara melihat baru. Dan tidak lelah mencoba.

Apakah saya sekarang jadi petani cabai? Jawabannya tidak. #hahahaha Rewards berupa cara pandang baru sudah menjadi bekal baru di diri saya.