Ketidaktahuan Awal Perseteruan - Bagaimana menanganinya

Tentu Anda sepakat kalau setiap kejadian itu ada ibrah tersendiri. 

Sudah pernah dengar cerita tentang tahu goreng dan cabai. Jadi ada seseorang yang membeli tahu goreng dan dapat bonus cabai. Karena ingin segera menikmatinya, cabai digigit terlebih dahulu. Baru kemudian baru makan tahu gorengnya. Sayangnya seseorang melintas dan menyenggol tangan orang ini. Terjatuhlah tahu goreng tadi. Belum beruntung. 

Lalu ibrahnya apa ya? Mungkin ke depan, makan dulu tahu gorengnya, baru digigit cabainya. Untuk menjaga resiko seandainya tahu goreng tadi terjatuh.

Tidak tahu adalah sebuah keadaan. Menjadi tahu adalah sebuah keadaan selanjutnya. Tidak tahu cara naik MRT, setelah mencoba akhirnya tahu. Tidak tahu cara naik pesawat, setelah mencoba akhirnya tahu.

Dunia berkembang sedemikian cepat saat ini.  Beragam layanan, cara menjual, dan promosi bertebaran dengan segala macam bentuknya. Sehingga sebagian masyarakat dari tahu menjadi tidak tahu. Bahkan yang kemarin tahu, hari ini tidak tahu karena sedemikian cepatnya. 

Coba bayangkan, hari ini gratis biaya administasi, sehingga harga jual adalah harga yang tertera di display. Besoknya ada biaya administasi, tiba tiba ada biaya 2.500 rupiah untuk setiap pembelian. Bayangkan pelanggan yang tidak teredukasi kalau ada perubahan ini. Serta merta meraka akan bilang, koq mahal. Mau cari untung koq caranya begitu, naikin harga suka sukanya. Dan sederetan ketidakpuasan karena ketidaktahuan kebijakan baru terhadap biaya administasi. Ya, karena tidak tahu.

Cerita serupa juga terjadi saat tukar kursi pesawat kemudian terjadi pertengkaran antar penumpang. Lebih menarik lagi. Kalau tadi antara perusahaan dan pembeli, sekarang antar pembeli. Berawal dari adanya inovasi biaya tambahan untuk sebuah kenyamanan, caranya dengan menjual posisi kursi dengan sebuah harga tambahan. Sehingga pembeli bisa bebas memilih posisi duduk sesuai keinginanya. Bisa di kursi bagian depan, bisa di kursi dekat jendela, bisa di tengah kursi emergency sebagai lokasi lokasi dengan biaya tambahan.

Bila dirunut, saat perseteruan antar penumpang soal tukar menukar posisi duduk jendela karena ketidaktahuan soal biaya tambahan ini. Penyebabnya tadi, kecepatan perubahan layanan membuat sebagian orang tidak tahu kalau sudah berubah business model. Untuk sebuah kenyamanan, anda diminta biaya lebih, termasuk posisi duduk jendela.

Membayangkan seandainya penumpang yang meminta tukar kursi tadi mengetahui adanya business model baru ini, tentu dia tidak akan memaksa tukar menukar kursi. Dia sadar kalau kalau orang yang memiliki kursi ini memang membayar lebih untuk sebuah kenyamanan. Seperti halnya penumpang  kelas ekonomi melihat kursi business class.

Sehingga cara terbaik untuk meredakan  amarah orang yang bersikeras tidak pada tempatnya karena tidak tahu adalah dengan memberi tahu. Dijelaskan kalau ini adalah cara baru, layanan baru, business model baru. Sehingga mereka jadi tahu kalau ada perubahan.

Bagaimana kalau anda tidak berhasil meyakinkan orang ini kalau ini adalah hal baru. Gunakan orang lain yang memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi. Misalkan petugas berseragam, bisa pramugrasi, polisi, satpam, petugas loket, atau pihak lain yang sepakat dipercaya.

Jadi cegah perseteruan dengan memberitahu. Mari kita buat orang tidak tahu menjadi tahu. 


Inspirasi Cerita
https://travel.detik.com/travel-news/d-6554327/tak-mau-tukar-kursi-wanita-ini-dimaki-emak-emak-sepanjang-penerbangan?bytedance=true

Teknik - Reframing