Apa jadinya bila Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) diterapkan pada jaringan komunikasi? Bagaimana dengan para engineernya?
Ini adalah tambahan bukti kalau teknologi artificial intelligence sudah merambah kemana mana - ke banyak bidang, termasuk di dalamnya pengelolaan jaringan telekomunikasi atau network internet.
Dalam beberapa trend teknologi, sebenarnya ada konsep AI Driven Network sebagai penanda masuknya era baru dimana pengelolaan jaringan sudah dibantu pengelolaannya oleh kecerdasan buatan di dalamnya.
Sekilas pertanyaan yang menghampiri saya, terus orangnya kemana? Para network engineer akan mengerjakan apa? Apakah mereka akan menganggur atau di-relearn ke bidang lain.
Nah, ada sebuah insiatif yang dilakukan oleh TM Forum dengan para pelaku operator telekomunikasi yang bernama autonomous network (AN). Sesuai namanya project ini berfokus pada pengelolaan jaringan secara mandiri (otomatis).
Berangkat dari tantangan bisnis dimana kebutuhan untuk melakukan efisiensi biaya dan menginginkan pertumbuhan dari sisi revenue, bisa juga keinginan lebih membahagiakan pelanggan dengan customer exprience yang lebih baik.
Dari kebutuhan ini, timbul ide bagaimana kalau customer merasakan banyak hal yang tercipta secara lebih baik seperti tanpa gangguan, tanpa menunggu, tanpa harus bersentuhan. Hal hal ini diharapkan mampu meningkatkan experience kepada pelanggan.
Dan wujudnya adalah bagaimana kalau jaringan atau network bisa melakukan hal hal mandiri. Seperti melayani sendiri, memenuhi kebutuhannya sendiri, dan juga menyelesaikan masalah sendiri. Hal hal yang dilakukan sendiri oleh jaringan inilah yang disebut dengan autonomous network.
Sebenarnya bagaimana autonomous network ini bekerja?
Ini hal yang menarik. Karena pastinya setiap kita memiliki bayangan bagaimana teknologi ini bekerja.
Di sini ada sebuah framework yang dikembangkan oleh TM Forum dengan mengangkat sebuah framework yang terdiri dari beberapa stage yaitu Intent - Awareness - Analysis - Decision - Action - Experience. Ke-enam stage ini yang menjadi bekal penilaian maturity dari penerapan AN di dalam sebuah perusahaan.
Namun kita akan masuk ke dalam bagaimana ini diterapkan di dalam pengelolaan jaringan.
Ternyata, penerapannya cukup mudah dan menarik.
Begini ceritanya. Semisalkan awareness. Dalam stage ini telah timbul awareness terhadap sebuah pengelolaan jaringan. Semisalkan jaringan internet. Awareness ini semisalkan issue terkait gangguan jaringan. Nah dalam menjaga awareness terhadap gangguan jaringan ini, biasanya dilakukan semisalkan memasang alarm dengan software pengelola jaringan, dan ada petugas operator yang memastikan alarm ini terbaca. Semisalkan software menunjukkan gambar garis berwarna merah, dan hal itu berarti jaringan terputus.
Nah bayangkan seandainya identifikasi gambar garis berwarna merah ini, tidak lagi dimonitor oleh manusia. Layar tidak harus dilihat terus menerus untuk mengindentifikasi gangguan. Ada sebuah sistem yang cerdas untuk memonitor apakah sebuah jaringan itu baik atau tidak, mengetahui lokasi gangguannya. Nah berarti kita sudah memiliki sistem yang autonomous untuk stage awareness.
Di sini kita melihat perubahan pengelolaan alarm dari people ke system. Dari manusia yang mengelola sehari hari menjadi sistem yang mengelolanya secara cerdas.
Proses ini bisa dilanjutkan ke stage berikutnya. Semisalkan dilakukan analisis oleh sistem apa penyebab gangguan, detilnya seperti apa. Maka proses ini sudah masuk ke tahapan berikutnya yaitu autonomous di tahapan analysis .
Berlanjut lagi, semisalkan ada sistem lain yang bisa memutuskan tindakan, seperti misalkan rekomendasi untuk mengalihkan traffik jaringan ke rute mana yang terbaik maka hal itu sudah memasuki tahapan autonomous decision.
Untuk stage action, semisalkan pengalihan traffic ini sudah tidak lagi manual. Ada sistem yang akan melakukan perintah command di dalam sistem untuk pengalihan traffic jaringan.
Dan pada akhirnya menciptakan pengalaman zero trouble di sisi customer, dengan self assurance di sisi jaringan. Hal yang menarik bukan?
Kemudian pastinya kita membayangkan betapa rumitnya proses di dalam sistem dan seterusnya. Nah untuk penerapannya adalah beberapa level, misalkan tanpa sistem / manual, dengan sistem berbasis rule, dengan sistem berbasis intelligence namun tidak real time, dan terakhir adalah level tertinggi dimana sistem berbasis intelligence secara realtime.
Sekilas demikian bagaimana autonomous network bekerja dan diterapkan? Bagaimana dapat ide baru, seandainya self-x bisa diterapkan di bidang lain sehingga tercipta zero-x dan pada akhirnya meningkatkan customer experience di sisi pelangan.