Cerita Ayah tentang Pendidikan itu Penting

Buat saya, Ayah adalah sosok panutan. Bagi beliau, pendidikan adalah penting. Ini sepenggal cerita  kesungguhan beliau dalam menuntut ilmu.

Ayah tidak lulus SMA, hanya sebatas SD dengan SMP percepatan. Namun beliau di akhir karirnya, bisa menjadi tentara hingga mencapai pangkat Kapten Infrantri. Sebuah pencapaian bagi beliau. Sebuah pencapaian yang luar biasa buat kami sekeluarga.

Salah satu yang menarik buat saya adalah cerita beliau yang saya ingat sejak semasa remaja. Cerita yang mengubah semangat saya untuk berusaha.

Ayah sudah menjadi yatim di usianya yang masih kecil. Bersama dengan adiknya, beliau hidup sangat sangat sederhana dengan ibundanya. Hidup di jaman beliau adalah masa susah. Apalagi ayah berasal di sebuah daerah berkekurangan karena alamnya yang keras di gunung kidul.

Masih ada cerita cerita menyertai jaman beliau kecil, betapa susahnya orang makan. Ada yang makan nasi yang dicampur dengan ketela atau singkong yang dikeringkan. Ada yang makan telur saja tidak seminggu sekali. Kalaupun ada telur dibagi bersama adik dan ibu.

Termasuk soal pendidikan. Ayah dan adiknya sekolah karena hendak sendiri. Hidup yang serba susah, menjadikan sekolah urusan terakhir. Berjalan tanpa alas kaki, baju seadanya sudah jadi bagian keseharian. Bahkan ada cerita yang membiaya sekolah adalah kakeknya.

Sampai ada masa dimana kakek tidak membiayai lagi.

Saat itu ayah masih ingin sekolah. Meminta ibundanya yang kerja mengolah sawah hanya buat hidup saja. 

Ayah berinisiatif untuk bekerja dengan membantu menjual batu gamping, batu kapur. Saat itu batu kapur diambil dari area sekitar kemudian dibawa ke tempat penjualnya di dekat kota. 

Jarak ke kota bukan dekat. Ayah harus memikul batu kapur seharian untuk sampai ditempat penjual tanpa alas kaki dengan adiknya yang kecil. Saat itu ayah sekitar 8-10 tahun. Haus pasti. Panas terik juga. Belum lagi beban batu yang harus diangkutnya. Tidak bawa bekal, tidak bawa botol minum. 

Pastinya sangat luar biasa, peristiwa itu. Keinginan sekolah mengebu yang luar biasa, mengerakan semangat hidup untuk mendapatkan pendidikan. Jalan bergunung ayah lalui untuk bisa mendapatkan uang yang tidak seberapa hanya untuk membayar sekolah.

Pendidikan adalah pemutus kemiskinan. Seseorang yang berpendidikan memiliki peluang lebih besar untuk hidup lebih sejahtera. Karena semuanya kembali kepada rencana Allah SWT, namun ikhtiar untuk mendapatkan pendidikan adalah sebuah keharusan. Bila bukan untuk orang banyak, minimal untuk diri sendiri, atau keluarga sendiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.