Saya punya teman.
Jabatannya lumayan. Mobilnya bagus. Laptopnya canggih.
Setiap hari dia datang ke kantor. Duduk di meja. Nyalakan laptop.
Lalu mulai buka YouTube. Scroll TikTok. Booking tiket pesawat.
“Kerja sambil santai,” katanya.
Siang, dia rapat. Tapi di café.
Sore, dia zoom meeting. Tapi di pinggir kolam renang.
“Biar enjoy,” katanya.
Saya diam saja.
Sampai suatu hari, ada klien datang ke kantor.
Mencari dia.
Dia tidak ada.
“Lagi di luar,” kata stafnya.
“Urusan kerja?” tanya klien.
Stafnya diam. Saya juga diam.
Tapi saya tahu jawabannya.
Dia memang kerja. Tapi setengah hati.
Laporan lambat. Tugas terbengkalai. Timnya bingung.
Dari luar, dia terlihat sibuk. Dari dalam, dia terlihat… tidak profesional.
Saya tersenyum.
Karena pekerjaan dan kesenangan itu bisa seimbang, tapi tidak boleh bercampur.
Kalau kerja sambil liburan, hasilnya pasti setengah-setengah.
Dan citra perusahaan? Jadi bahan tertawaan.