Seorang Manajer, Bukan Sekadar Pekerja

Saya pernah punya bos.

Cerdas. Cepat. Visioner.

Kerjanya luar biasa. Keputusan selalu tepat. Eksekusi selalu cepat. Tidak pernah ada masalah yang tidak bisa dia selesaikan.


Tapi ada satu masalah yang tidak pernah dia sadari.

Timnya mandek.

Setiap ada masalah, dia yang turun tangan.

Setiap ada keputusan, dia yang ambil.

Setiap ada proyek, dia yang maju.

Timnya? Hanya penonton.

Saya pernah bertanya, “Kenapa semua dikerjakan sendiri?”

Dia jawab, “Biar cepat.”

Saya diam saja.


Lima tahun berlalu. Dia naik jabatan.

Lalu terjadi kekacauan.

Timnya tidak tahu cara mengambil keputusan. Tidak ada yang berani eksekusi tanpa dia. Tidak ada yang bisa meneruskan caranya bekerja.

Hasilnya? Perusahaan yang tadinya lari cepat, tiba-tiba tersendat.

Saya tersenyum.


Menjadi manajer bukan soal seberapa hebat kamu bekerja.

Tapi seberapa hebat kamu menumbuhkan timmu.

Jika kamu pergi, apa yang kamu tinggalkan?

Tim yang siap berlari?

Atau hanya segerombolan penonton yang menunggu ‘pahlawan’ baru?


Saya memilih yang pertama.